Hukum Uang Haram Dalam Islam
Suara.com - Mobile Legends adalah salah satu game online populer hingga saat ini.
Mobile legend tidak hanya dimainkan oleh para remaja saja dan orang dewasa pun banyak penggemarnya.
Game online ini bisa dimainkan secara bersama dengan gamer lainnya atau yang disebut dengan istilah mabar (main bareng).
Game online kerap dijadikan sebagai hiburan yang kemudian membuat pemainnnya "ketagihan" hingga melupakan apa yang menjadi kewajibannya.
Baca Juga: 5 Hero Marksman yang Ternyata Bisa Jadi Jungler, OP di META Mobile Legends
Lalu, bagaimana hukum main mobile legend dalam Islam?
Islam sendiri mengajarkan bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh umat adalah tergantung pada niatnya.
Berikut adalah penjelasan hukum bermain mobile legend dalam Islam yang dikutip dari islam.nu.or.id, Minggu (11/2/2024).
Dalam sudut pandang syariat Islam (fiqih), segala macam permainan (game) yang memiliki dampak baik serta tidak dilakukan dengan cara berjudi mempunyai hukum boleh.
Hukum boleh di sini, bisa saja mubah, juga bisa berhukum makruh.
Baca Juga: Apa itu Jungler di Mobile Legends? Hero Apa Saja dan Cara Pakainya
Kedua hukum tersebut bisa terjadi jika game memberikan dampak positif pada pemain khususnya dan kehidupan sosial pada umumnya.
Intinya, segala macam game yang berguna melatih kecerdasan otak, seperti permainan catur, dadu atau permainan berbasis strategi lainnya hukumnya boleh (mubah atau makruh).
Menurut Imam ar-Rafi’i, hukum dadu dan catur bisa dianalogikan pada semua bentuk permainan dan segala hal yang berdasarkan hitung-hitungan dan pikiran seperti al-minqalat dan as-sijah (jenis permainan di Arab), yakni permainan dengan membentuk garis dan lobang-lobang untuk mengisi bebatuan yang dilakukan dengan perhitungan tersendiri.
Permainan semacam ini tidak haram, sedangkan semua jenis permainan yang berdasarkan spekulasi, maka hukumnya haram.
(Syekh Sulaiman al-Jamal, Hasiyatul Jama ala Syarhil Minhaj, [Bairut: Dar al-Fikr 1993], juz 5, h. 380).
Syekh Musthafa al-Bigha dalam kitab al-Fiqhul Manhaji mengatakan, semua permainan yang dibangun atas dasar berpikir dan strategi, hukumnya boleh.
Hanya saja kebolehan dalam hukum bermain bisa berkonsekuensi pada hukum mubah dan makruh.
Semua itu tergantung bagaimana keadaan pemain dan dampak yang terjadi kepadanya (Syekh Musthafa al-Bigha, al-Fiqhul Manhaji ala Mazhabil Imam asy-Syafi’i, [Damaskus: Dar al-Qalam 1992], juz VIII, h. 166).
Melihat penjelasan di atas, maka bisa dipastikan bahwa hukum bermain game online adalah boleh (mubah atau makruh).
Hanya saja, meski diperbolehkan, apabila kegiatan bermain game dilakukan secara terus-menerus maka bisa menimbulkan hukum haram (tidak diperbolehkan).
Hukum ini bisa terjadi apabila berdampak pada terbengkalainya kewajiban, tidak bermanfaat untuk agamanya, menjadikannya pemalas, menurunkan etos kerja, dan efek negatif lainnya.
Hal penting yang menjadi pertimbangan dalam hal ini adalah lalai dan tidaknya dalam menjalankan ibadah.
Jika main game Mobile Legends hingga melupakan apa yang menjadi kewajiban, maka itu akan menjadi haram dalam Islam.
Namun, jika tidak dan hanya sekedar menjadi hiburan makan hukumnya adalah makruh atau bileh saja.
Pernikahan termasuk perwujudan ibadah dalam agama Islam. Bahkan pernikahan disebut sebagai ibadah terpanjang.
Pada dasarnya, hukum pernikahan dalam Islam sendiri sangat dianjurkan Rasulullah bagi mereka yang mampu untuk melaksanakannya. Akan tetapi, hukum nikah dapat berubah tergantung situasi serta kondisi seseorang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip NU Online, pernikahan dalam Islam ditilik dari sudut pandang hukum sebagai berikut.
حُكم النِكَاحِ شَرْعُا للنكاح أحكام متعددة، وليس حكماً واحداً، وذلك تبعاً للحالة التي يكون عليها الشخص
Artinya: "Hukum nikah secara syara'. Nikah memiliki hukum yang berbeda-beda, tidak hanya satu. Hal ini mengikuti kondisi seseorang (secara kasuistik)," (Sa'id Musthafa Al-Khin dan Musthafa Al-Bugha, Al-Fiqhul Manhaji 'ala Madzhabil Imamis Syâfi'i, Surabaya, Al-Fithrah, 2000, juz IV, halaman 17).
Dari penjelasan tersebut, maka hukum nikah berbeda-beda sesuai dengan kondisi seseorang dan tidak bisa disamaratakan.
Dirangkum dari buku Fiqih Munakahat: Hukum Pernikahan dalam Islam (2023), berikut macam-macam hukum pernikahan dalam Islam dan kriterianya.
Bagi orang yang mempunyai kemauan dan kemampuan untuk menikah, serta khawatir dirinya terjerumus perbuatan zina, maka hukum melakukan perkawinan bagi orang tersebut adalah wajib.
Hal itu didasarkan pada pemikiran hukum bahwa setiap muslim wajib menjaga diri untuk tidak berbuat yang terlarang. Seseorang dikatakan wajib untuk menikah apabila:
Orang yang telah mempunyai kemauan dan kemampuan untuk melangsungkan perkawinan tetapi kalau tidak kawin tidak dikhawatirkan akan berbuat zina maka hukum melakukan perkawinan bagi orang tersebut adalah sunah.
Pernikahan dianggap sunah untuk dilakukan apabila:
Seseorang dalam kondisi stabil, tidak cemas akan terjerumus kepada zina, zalim atau membahayakan pasangannya jika tidak menikah.
Tidak ada pula dorongan maupun hambatan untuk melakukan atau meninggalkan pernikahan. Dalam keadaan ini, hukum menikah bagi seseorang tersebut yakni boleh atau mubah, yang artinya tidak berdosa dan tidak pula berpahala apabila dilakukan.
Bagi orang yang mempunyai kemampuan untuk melakukan perkawinan tetapi orang tersebut tidak punya penghasilan serta tidak mampu memenuhi kebutuhan batiniah.
Sementara calon istrinya rela dan memiliki harta cukup untuk menghidupi mereka. Dengan kondisi seperti itu, maka hukum pernikahannya dalam Islam dipandang makruh, yakni tidak dianjurkan atau tidak disukai.
Pernikahan haram hukumnya bagi orang yang tidak mempunyai keinginan dan kemampuan serta tanggung jawab untuk melaksanakan kewajiban dalam rumah tangga.
Apabila melangsungkan perkawinan berpotensi menelantarkan dirinya dan istrinya maka hukum melakukan pernikahanan bagi orang itu haram.
Pernikahan bisa menjadi haram apabila:
Itulah beberapa penjelasan tentang hukum pernikahan dalam Islam, mulai dari wajib, sunah, mubah, makruh, sampai haram yang harus diketahui setiap Muslim.
Apakah Hukum Bermain Free Fire (FF) dalam Islam itu Haram atau Halal? Simak Penjelasan Lengkapnya
- Di era digital ini, game online seperti Free Fire menjadi sangat populer di kalangan anak muda. Namun, dalam perspektif Islam, muncul pertanyaan: apakah bermain Free Fire halal atau haram? Artikel ini akan mengupas pandangan para ulama dan lembaga Islam mengenai hukum bermain Free Fire dalam Islam serta dampak yang mungkin timbul dari aktivitas ini.
Apakah bermain Free Fire halal atau haram dalam Islam sangat bergantung pada bagaimana pemainnya menjaga batasan. Islam tidak melarang hiburan selama itu tidak mengganggu kewajiban utama, seperti ibadah. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memahami dan menerapkan prinsip keseimbangan dalam hidup, serta tidak menjadikan game sebagai pusat dari segala aktivitas.
**Dapatkan informasi berita terupdate media seputaran dunia game terkini viral terbaru 2024 dan top up game, trending dan terpopuler hari ini dari media online Blog.miraclegaming.store dan Top Up Game Murah ,Ikuti kami di saluran Channel Whatsapp juga.
%PDF-1.5 %äüöß 2 0 obj <> stream xœ[K‹$¹¾÷¯¨óB•S¯T&4•ÕSß|0¾Ùkcv¼ÿ}KñPD¤”Ù³`º²RR(Ï/B5ÓÍ]þûöŸËt™n“_.³s·5»K^ñó÷¼ýå§Ëooß/0§üûýŸoÛç[öeáœ.Ÿ¿üéå.Î]>~ŸÜýóßoß>ß¾¿ífçÛÜf{œý×2}òw_WýíóÏmÙ-Mn�»O$´äÛÒ!t¿:þ~�ïS¸»úXž">©—õ1Õ!|œåm¾Ïƒ·±ÑZî×™W‚LJ�w…ÑFþ�“¶{ãíÙñø¡8WKe·è$ù['žM˜W‡{᧛x/çädJ`ßÚ£óÃs6)9Y¥ÕTE/\2uÒ¾Ú·J3ŠP²b¾÷ñe%_R°Ñ"Š-4ùøn¾_3=fáJ„磖/œgº-iZ—Ëþ³¨-LsQZñ�)]~}ËE¡ôå—IõKŠî–ûou¢¡ñËå_o?ÿ´s¿5bñ¶¢]Ä‹›ÙmP´E,�># ÑWG¹†b0E„�_-ðwrœË8ˆ³>XÈÕ™ËÈFßC¥g‡žbô¸*Tžðˆ¯¿U²¯úX¬ÀƒQÖíàKaÓÜ)¡ØG_ãDž9]œ·¡Â“•zåoªç™ò´”õ—�:i©§Éï0ú¼—…źÎMî„‹ a/°äö‡]\px¤BŠö]`£jŽ¾ÚÜ\m˜t(ÅÆR^®$é¶io”ÂÉ2ÝÂeÓ-î9yVú3pòçu 8;°±¹×Y8…öÒ,‹¤ú)§œk ¨�±§l1—£sS¨ÔR,–ÍY…©UUTñ€Å.`�Õ,*›à¡Ë,&мŽÈœzÌ؆áU õFøK+žLROé”]Ýij3„&ƒx;U¬"—0„ë´kz‚¥z§…†98‰Û:¯1ÔÂüØ6dz™Ö?ì»`ó–*ÿ¾ÍKÕ4–‘hÖ%=Pþœ«îÞ"ºG/H(”¥ÐÑ…êq…ÝÊ9Íøçd´x0 ² fÕ# œÝ,…ĈJ�N4.ü²(QDûoV¦IÖƒP£kn¸ôcÄ�£3
%PDF-1.7 %âãÏÓ 1 0 obj <> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <> >> /Parent 20 0 R /MediaBox [0 0 595.3500 841.9500] /Contents 4 0 R >> endobj 4 0 obj <> stream xœÍ=Ûn$·±=+�´# –4Ò®4Úµ<‰ãÄñÉvº›Íf÷c®Èk€òâ·ç A ùÿ‡SÅK_Ȫžêµ=–íj¥©b±XwÉr_Àÿ>à_m]æ�Þÿý»ýöîÇåÞTøøÑ]àðÃïöý·ÿ ß6�AÐõëð·ý¿�ƒ«u™+máü·¥ÊM׿‹á[„øýÇýoÿü;øï/û²Úüß}OfÙ5yÓ´û²Ì«Bí?~?þøwûÛbÿßÿÛ�eÙ*{•�d§ðÝú×û�ÿÜÿéãþ¯£9õcÁ´ÆÕÓ�t^µ5~´0Ô0'ÙYvž½†A6ðun2U®”)ÇÇ8ˆ¯³û+ÿ�Køô¾®ìu››RñŸ>ƒ‰|[”p u—«®áN²Ï`Þ—ðùkøº±¿j«¼Ð-cÉÏnþ:‡åf?ºÎ¶Ù•¥êÌÑoòÒèbɘÌ@7¹jË®#@>¨Bçuk€ûM^Àú|ücøÀkK%"²ŸTM®Ý”þHŽº6ØQÏÂÇ»ffQ^ÁÇoàˆí—E)’Fÿ�+`Ä |�ÒòUë¼ëêyùšŠñré\Oˆ@¹Þ �n^ub<»\@l²WnVE^¶³K尖ݼ¼\§^yNÕEÞÖõg7–Š+ÔEøscÙuy7Ïß5Œqç8 òv^¥2+A‚Á®˜,Y ¿"®¬,1ËÜ€fuÕü2W…C5³ÐÛì>{“½µ#T x¦›£éÁ©t^6UQP–#"²Tˆ�€nžÎ‚§ð<{ÌvÙ£ã`RäÏUS‘!p´Ö`®Aßg;Ëž²wÙû쾩9ñ»‚O~ž=g_d;~Â] Æ»ý3>óæJùÔ|Axš:ùqÙ2`ËÿcŸý,ûyö%üýøú*ûŠšPQ–ÏÆyhïRÁM—ê¾=äRÿ‡Ø¥‡�i0j:‹S/�ªíâ^[÷¸¶.òÜ# ïÕµRçV©`CYÉ¡/€€KøûÊy‚ñ>³ÎìÐç|dY ·7Rì·@×@Y… Ú0öäWÛì(¹…P†cI ûÆRÿ6H ªtD×ì9ð`g~â ™Š_’vjÚA),ŽkG�qP‘±"-å”Ý>äúÔXp™à®Áh¯Âº÷³-©•_\›.ZˆkÀp\Û ünàÊ°Çڮجúʇˆ`ž:\)† .’@c:@·EM¢Äãè�zP¢®+Yx’»î@ÿ˜ Šò9àœÑE×j9ä*9÷íwÁí·´²²ÌwÖ†U7rk}ü:(.;E8¡,ðiÝ5ÇS\fÕ51h$¯í¢½wl!|® Ê5DS+ó9 ºôèž�µêYh€ð¢åÐÅÔú>Xý]e[Ǿ V�#¡Ž"Z¶F:æ³s°p FÕ‰¶yè‹?Éå�ácC ´ð$õhá_Û¥›Xxä moïÌËàxŽ u…ž6u-m¬™¯A<\Ît™ßÂ4�]nª¥iz®MÝícéÂøáuÈ.+ŽKMݦv%ÝIŸ…0+ÃÆöI¾ö ¤rÀ¦®—`xðzP¥–Ó°éýê ëR¿›³ oª&�¤cf¡!–gX ÔØ“©‡ž›Qi’õ'ëPu©ñ°àE1å•|àòÑÛ4>WˆÇ�´®E¬éâÊ€£ Œí®ú1!PLdOÀcb™†YÝ°îxV±YAQ}ô±öv¤¤eÇbI8�YÆvšep)9 Ÿ&—i¨ÂU•ë:öó.1«ˆœÔ•´ ÐV¹i�\pE¿5¸iM›¦:M„™PƒvC˜FÜv–•¯t…‚Äóà}ó`'Ú©¹u•[„¥…²ªížÿ‘w]жb`xÑ÷5%󽜸JÐP“‚0˜öJE;GéGä½Ïzü+ëàß÷’`è ײ0ÚtjH›£nºþÌjýYÈŸ!ª¨KÓRæ$7ê˜-/NjÛ¢¼Ž„tÛ‹�6³º£¤÷‹‡Szü²Òn°VUºÄéFS‹¬UÃBêOÞ¨&¡î`lÞ6IÀ‹¼,•©´Æï ݶ˜äEcÿ3NPfð~éw¶1šmŠBLÏ¡jäCcgµ4Ä䦑¯ÇÎ'¶(ׇìÞO¶[,àðΪxõéUÁ8…�L,·g"!GÆ«/i™R M¨”ôÁ57:}0y\+›�|vF`€¤£Zvë��ð~º¸§-…_».läp4‘+í8øÈ2þâ°Î \ E¼ÄPßY)Z¬TÄ0¢'?7Ÿþ;¬È2A ëàKúÃH jX_£¥ÁÈq6µ/†L- pÒe,`‰Cd HHÚpÛ)¼¸•„„™21 bHÒ ˜®•Â“A<úW‡Í ·XÛI,6$A¥¶1tÕJ¾f}›[ŸÀɶŽ³X]QÞGR‹�ÕÔú÷\CÝ<ñAÙ.dêôÞ¥‘òt"„5 ÖÕyˆ©Ö�s�-¡gUÁh¡Yö³jŽ’D›4ë^ýyÏæGªP¶ÿGÏ�‹ÊÏ<ûæ]ÃôŠ©¼Œ+ÙgžñWÁ8r1Oéz úÄÇŠÒ}pªdpàæÀ45úR{”mQq\Ò“Y1º$‡_Ö9¤/ ö•J˜¸(Ê&¨HüªæÆOaÏ*[œ¼þt©ÎAå†ü3,wî)ê‹@ÅNAÛx©D1~<$Õø,¤u©~Qü•ý1$ñw"@±4§ ‘"÷Ë©qÊg¡Ç€‹øð|™=øœÔˆ´WÛ“H‹µÁTZq*°4V4±û±§‰° 0'áÄçH襺ì&.êë:Ì”óâ ž"€ˆ¦ ³éGQO×ØWfÄj8Jêx!(¾”tFV}(~€\`æ³t&À^”à©YýÒ€_NÚ'óA�oã�Î$€w‚mØðPÄçù˜ %…�7K¥pÚ±Iø`ÔÞZã8Ùêä:H<ó\䢇ϵ?U¿²F1e^æê†Ý&1-H¾ Äo¹W½$*x)1½h?Ô¶iÓ}ç!l¿â]«ø᧾vç÷ß±1ËáSBÃv1�x8µ$ÒObV/ Ž÷-ó8¡[P `æ{âï^lÙS¢üÆw«Ü‡¬�ëË!¡ßØ¢g80ÓÇÇŒM˜2q;éK Ä?Á ºÑÃM':/«z**ÉyìÌ^o24=Öé1·×>ŽJ�a·Ã)ÅXûÓÑ#2 k‹õD0ûûÔå¶@‚ú„,\Sp¶Äd�ûu0*\Îb'NÕêÞúÓg£Ž“FÏ�’KéðzâÃÜy#V,ç$<åš–Ðþöak#ù_e®ÿØw_¶¬m}Áñ4ögÝY7÷Î5ç…êk“wšr×m^+²ôÀ‰QîÉß#ðèÛ‡>£¦fz¹S[¿¯$Ÿ€³L6`ÚŽÚn*ÎÌÀŠe™„?`-é=êÃ|ð¡?–¡#42¥ÛÛâj:=ÐKŽjûô ;ªÓÚä%Øñd+˜Z7:ºâgØ-ñ6õÌq>È}£9Jª´Çõ±?áÜw¦ÕQ9Qñ9þ �ç¾q|ŽÂà9Š¶¨¤Øm…0m…�8„E–Ÿþ ›¸¿ Li—Z;’Ó-d,õI=½b kÊ»H:NˆAwœ8„â@Â.(º9øêÀÌ™$šNjÚJ<®°ÍV+©l¥~AÓIJø›OVÝcŸ§»öÇ®6Qµg¦œ¹Riz÷/}•Üq°`n)â¼™a´Óÿ#ª 7óÔô%ó™âg a€RGmÿökmúò°Î™=I£ª�maÍÓèO šI8~DŠA¼BB;ŠHØp€îÊ_¤5 XõÌ>)bjÓ5¸´AܺOZðàC]JŽcQçJB<-ô//àb/aÿdS%Mé¢ Z2“ÐÂàÁBð‚5ÙP× ú.‰1ÅGÈq‡Ëõ†cOºà"-Á¶¸Ôì=H¶‰>|Š™Ntôƒå0s ø-§àdjÊù3ˆI³‰oýRo£¬7A)$ÖªŽM³Ðv{XI±‚�ÖR.\k’ ¼;Òžþÿö×ör»oÆ-ƒUÎNGG®%\…3_BMÇÿŸqlãvW®²Ñq±®ck™ «“RÀ³?›Ê]F'w’ÎÍ>jžHwÄä°ã+%Ï£õ7•TÛ~€Âé_–hÛgþ.¿uv3ºy�nD·ö¼ö6¦h’ÝÐS�Úµ“ZÜVí�ŒR†A‘tÏ\ªÏô†å ‡Edï¶öæè+»Uqƒ[qMìÝÍŒygï•p;axÆ?1íã)G·JÜ[%_óäì)t0²eØ&Ø9ècʧZ�²¿4oðòndøpc¼Iâ˜�(zc™Øïð� åÿ¶žŒµÝ.Z�nQUVáÚNÂì‚8•9‹ë�4®aGŽüãTf)Ú[Këºç4©x}¶¡6äünØÂÆ()ä.Zàz ðEÖߎìDìÆb{réL™8ÇUï)½³2jC)çÜð�XÝêŒÉž¸©Pu—¤&ÑÝ8š�]÷éÎ@^ì¥åâÊqr(‰¤Ì2XF‹rÕÚÄOÍ 8µ¦•vx0¡bõîG©/RœkfÎ=ó6ã´%†˜Ï´1Gß[ö£øn�Í™*‡‰sûëÕW#c“leÍ@ßû¸gÒ;Ág@ñmô«7ËA?÷f£¡¢À8§°×½ù3Þ1à*°í€è6°±>ZLˆ[ü•}FeDžCmåÌ¿lï�HH¹‹$Á·vòýÒ)6Pøq*¶‹ôlëû>�ÑÎÈ«–é©s]˜äÑ·DCæU1�m?RLžvú+Tì;ûêÉzlWÓ›ëgpœºÊÇ".~11R«Ì]Z8¯£$¨ó³kÿöÏàµ"NàŽ¹ñhíCèÛÞ׳-CťŰ ©ž kô¶"›z8Ú=‘hn|´ñ¾ë׳l¤±ÝpwÚ"Õ‘ °MW‰ÅGÖÝõÒC\w9�ø�-ǽêÞÝÃ$…¶ñŒW÷¨V£ uŒ’u…ðTÀÁ» Ih¢u°–Â.ª‚S……Ep …ø\C º`‹•®Á,i'K«ieZ|rñرì¦ÑåÐUk˜Ë�ê¼êâê]¨®ÎÝZÝźƒ‹ŠÉx¸ËŠ½E,i7æÁ; -à÷+¼WøH|=¼ ðNÀÉçz ‚3VZG§L�öº±~ÃoZh¥´“õX÷ql†+˜�Ñüjè·nÄQõ5€kf§û%\î†ê7ìUV©*ׂ‡-²MO—¨'�h¸é¯üõÛQ¥–½ �¤yÁ9X¿�ÃV×¢÷<ïÑÈ‘3[±µ�LCÇ=DÂc_Æ7tô¾¸©¥tÿf*=éáż·Q‘FK¦,I’çb"‰‡IÖ× SK±ÜX&a\öü9.’"ž–NâHLïm~�e“Ïv‹g#Ï ÉÝs,Ä/�ÝôÅÔ e(žÑk6}Æ"ƒ‚Kª‘%éÙ«W}ËrÈE uËp–D#�º;Ôÿ8][A±¸ís<Œž¶�ÁrïCoŸùø´Ù°uhÉÊÖ_�ª«ª™áCa›¬²^¡'8£B'åµÕŠçþžÌ sK#MñD¸`eóðäØy U-M°)>2µàľûiÚc^ L&ÌÃïÕt“À/Dw…[r ~ÙqÓ^~'E KFÿZ§ ü•q‹Å8ðƒØ×T8éØwãž™k-RÈ·¶9äÒ~ÝG*‚g\Øû \òë5¾—äPêÙè\›æ…=�Rçµj‰›l‡xS4¾ñØæm3Æg`ÄwU#|GU¾ôOqŒšûÞAƒ¸ Ç�v»wþ¸ýnÔÎY«™Ìµ¦œµ8…# w0:ÎÀŸ i¸Œ·N=Ö`ŠC§Üì{ÄàâC¯éÁ ®��úIK6û¤Ì€¼šúŵaš29~ŠYﳕ¶ jØ R)¼è>}„TÄ{\6| Þ‹»¢�„vYËn\›á®s´Tǽ�3ïÅÙ—ï8±!°¥¯»h.üÀ®Á±¥´ WyI‰kUÈÍè”IJZU:vðŠá+U-º_ºÃ{ÜŽX;‘êrS%ç(PIÑl3÷üõżÊl™¼�vòŸîµ›ì>™:@Âf¿Ñ%F6¼é+±øb -o>ªóôå ¾^Át’£?[}½ËF¯93]³ÅJv5?N‚†—Ç&ÏÖòNýª€xÑûÁ¡óðLÏà×T1sêSìp D'U#³êÞT}ìSó¹£?áü†{5mr ç¯ûÿ1`Â… endstream endobj 5 0 obj <> endobj 6 0 obj <> /CIDToGIDMap /Identity >> endobj 7 0 obj <> endobj 8 0 obj <> stream xœ¬¼ xÕ¹0|ÎÌH3ÚGû.�¬Ý#KÞm9"ÇK;Ø�ÍN0v6vˆí¶’Æ”BH Ä¥”ý’ta¹¥½Qœ ”b¸)eiJzKiË-�¶)…‚Û´ \Z°õ¿çH áÞ~ÿÿçù4>û~æÝÏ#ŒÒ Ä"ñ¢Íë7ýgöÒiÈy \óE�aù³fÄ_¹|ý5£<£þÄ?']tù•×|÷1áa¤§/½ðòØ=âc©ëFÇ7�fßyÑ€�À!dêÚxÕ•Ò|í['rö"Ä¿qÙ–�ë‘öük & ý÷/¼ìÚnºêÀnHŸ@è‚%tn*ýÑ5®;k‡M¹·€Èó?OÂøhò“+çn‘`¤«À´">šïBkDôÉ•ÿx[DåüÏ~iš“FE9ô/ˆGQ†YG¹÷‘ 1ÌwP“E9˜x'8ÕÕYd†8Ã~-…²³H„6¨k€¸ÂàVBÜaZõ#$²~´ BÒþ RÜYL¶¸úèåPñï�î‚x7”•ÛŠª ïÕjTmÂ�Aÿ¨s\ Ü è¯šôOÊÁ-�qžƒ6‚>:T?*þ^Y´j¥’_xVnA[¶µ¥¹©±¡¾®6“®IÉÕÉD<�„«BR0à÷y=n—Óa³ZÌ¢ÉhÐë´�W«8–Á(Õî‘ ±‘/YRCÒáõ�±þŒŒ‘‚YÝŸ¯S�Fh5éó5¨yÁ«©”j*§kbQÊ¡\MJê K…£�ai¯=g â_éJ…Y_Nã“4n€x( ¤.×E�R�H]…î«.ÚÝ5Ò ÝÐi;›µ5)t@«ƒ¨bgxô v.Ä4Â8»Ú0H0À¤ žpgWÁî$3(°Ñ®õ› ýçtuzC¡ÁšTwlo( ð¢‚I¦UP¦ î(ðtéb²t«t 5³û¶im‘õ›Â›ÖŸ7P`×’1Ì2ŒÛYp^wÂõY:·tì<³ÔËîîr],‘äîÝ;¥Â¾sÎ, pú(0Ñî‘ÝÝ0ðm°…=+$‹¹ip €o‚%²²¦Òê6‡»HÎÈ%RA^¾h÷%#ðb<»èÜkCS�r¸xyº¤Ý+¡BÞ\ßé;`C»Ï½ö [‘ÜŸ/©IÍ¥m=`4•#zÙ‘ͧËhŒV'±žsOï+&3 /p(H%˜É@ÖÔJ¼Íh÷ÆV¨¿A ›à}\\ÐtŒìÛ _$íª¨–vˆàý‡g?ø|ÎúrŽ:*~ˆH”@Éi@ƒòJ¼ Ë…êj |¼Q˜ãBšnªI]5Í£¢lꇽ]?Ø–�Í…Èë½uZA Q˜8g ”–ÐïR2ò`�!%3•û*R2Q)9Ý|$p|ˆÒ${Aˆ�þ3‰k×Emìø)Þ\*ïYî9gí€Ôµ{¤¼·=+?—*•·ž.+Çp© 6¼ÀEa§–†ôÎ];@2àOíw]<²P æX°v°^f°c¼,í à÷¼Ó=“Ä€žôÅEÕþ7Mó 0ÍÁRwAYRòµ¡Ðÿ²Ñtñ$iEƒÏš•×Th“?Ÿ^ð¹ô禧ßÍ„¹Ó³ríîÝÚÏ•u±Ú½»;,uïÙ½~º8±!,‰á݇Ùv`÷h×HåõOŸºÕ[è¾mqnÐfТa|Ë9|ËŠµ‡�åH·¬˜b0Ó1²hð@ÊK)4—!¹$“$$’@=°bŠh}ïa¡ ZÊÑšÞ8�Í*ymœfJyb%��<®”§Ð<ò#”¢cåÀ™0@k°`ê0ZÉ~p�æÛíì 4¾‡ö²¿Goƒã€ƒ� ÷{”7 ñ"8Uq†ýÍÁ®®zeB9MéD²þ0)˜òøêŸaÃ|ÅQ2ÞžrxiÉ[S‹•#Í¥ÈÁêšú·Ûµì[èÏàö-öm”(µ:˜Hןl7@f¿ˆL£ ÚǾ‰ रoŒÄê÷>ËþÊ_f_B›h³—¦æzèðGì“È‚‚ììãå’ÇÍõ¨}+pJŒfÀ?î8¸“à8´…}í ·Ü~p2�—×GrØÇØÇ`žA{øp[ÀíÇÁ~ò/%>û({ ª‚¶·±w";„·²_£á·!ô@øMÈ@ø H“po9}?„¤ü¾rþ½�v@xO9¼ò½Þi~½œ¾ŠÝFÛ]Y÷±[§A±= å¸Zp,Äî„Ø�°uwB ��ÙÙËèH ¬‡ðòRÛµ}*¦ïhûA§»~lévØúí°sÛaç¶#Š®¯Ô¹¾T§†½ê\u®‡:×îԲ[a¼ðÂø"8 û¾ö�äÀŸwŒæüIpûHŠ½ö1 ³ÚÅ^2•�]x0«ÔçŸf/€Vغýõ{>Ki´!4–C©»™–n>¨Ñ“ÜÍ=þRµ.m7²ÑÀ1È~\#¸Np»q*’ >Åž�.�bî`v°;¸*®¶[žeëQ?H£AdakP*$ƒÃ9Ü2¢ÕLhXQ#ij5Š¦_£ÚÂî`÷°l�Í°y¶�fUÓÅ™)¾e±ºaR·OWÐÍèŽéTõŒú˜ú¸ú¤Z%©kÕŠº_=¢UO¨'ÕûÔšIõ$ÏŒèFu:VÔIºZ�¢ëש‚<Þ×~»�°ðEp£à&Áq°ÇÃ�/±çƒ†·1[q>ä#ð¤DpÇ ~B¤LPÏõL�k‚\ä"ðII?¸p£åRõé’JRÿ$)‡R#äao�ƒ’ÄÀ-ƒ”RH Ö1æS˜¡¾®K󎃨¿RV[.§¦å'i�J™BÚ2Ÿ*ëã3I\Hâ}I<™ÄJ.ß^¯T�g±X†ÃÃÑáÄðCÜ–ð–è–Ä–‡¸¾p_´/Ñ÷—ç£ùDþ!.ÎD3‰ÌC\0ŒÁ‡¸=½û{Ÿí}µ—îÝÒ»£—m�WwpJ®§aU”„�O¹=õ-¦öÌ~XÎ0ø{Á½ ŽEAð3àò඀ã˜ýà™ïAî÷ ÷{ j|Ú|6ûmð�¼€,—‘ü½´ŒÄH9ó¹rþÝ©¶†¾öe@r‡ÁíÇBßß…òïÒÚ¥Ø~š_ ÿ8Íï+×ßGóƒàWÚ°@àÖR2·Ðo-ÿµhÜ(8z•]Ìa éü ¸QpûÁqìZxÖ°k˜ïÁó]æ»lJ1ÔÙƒÈá >c1b»ÈèøQêßCý]ÔÏS?¢—>ZføÁ2ÃÍËqˆ0 ÔwR?¤èÚ ‡Ú }í†d»zs¢hWv꫉�ߧþÙÔO)¶�áï!ÃßB†¿„ÿ2Œ…g…H;à®�±Q_G||õ—Q?¦è‚†‚†5ACKÐÐnÀb-¢~€ú^âã¿2uš�æiüWÔ =á©\2,™¸8•k‡`~*·‚¹©Üƒüc*÷µà÷ñß1eiø£©È‰`»ŸÂK9’þ[9ü^Šƒð$„Bø0Êá(„ßžÊÝ@êÚßéo¢*�Ôÿê§íöâ¥4ÿ_Êí˜Jm€QïŸJ]£Þ‡RtÔ»§R' ÷kS©]Ü1•º‚=SQ2ÁK¦rÕÁv3¾ERw#Š2d&½å—@Ï—A¸¸Ô¸k*EZu’¦qÇT¸‚8™å÷qõÓá‚SaºH? Ó.|(L'íEQ±‰NÞ 0 …©ð ЋúPôDð¿rO“…£±iêÁàï¾ë[ Éßâ¥S�z˜l×TðÕÔ4Ž>üIøéà#ÓxõTp&5-@Á³©i?<
Hiburan/permainan yang bermanfaat; yang juga dibenarkan oleh Islam, ialah berburu.
Berburu itu sendiri pada hakikatnya adalah bersenang-senang, olahraga dan bekerja, baik dengan menggunakan alat seperti tombak dan panah, atau dengan melepaskan binatang berburu seperti anjing dan burung.
Tentang syarat dan tata-tertibnya telah kami sebutkan sesuai yang dituntut oleh Islam.
Islam tidak melarang berburu kecuali dalam dua hal:
a) Ketika ihram haji dan umrah. Sebab dalam keadaan demikian adalah dalam face damai secara menyeluruh, tidak boleh membunuh dan mengalirkan darah.
"Dan diharamkan atas kamu berburu binatang darat, selama kamu dalam keadaan ihram." (al-Maidah: 96)
b) Ketika berada di tanah haram Makkah, sebab tempat ini dijadikan Allah sebagai tempat perdamaian dan keamanan bagi semua makhluk hidup, yang berjalan di darat atau yang terbang di udara; ataupun tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di tempat itu. Seperti apa yang ditegaskan oleh Rasulullah s.a.w. dalam sabdanya:
Seluruh permainan yang di dalamnya ada perjudian, hukumnya haram. Sedang apa yang dinamakan judi, yaitu semua permainan yang mengandung untung-rugi bagi si pemain. Dan itulah yang disebut maisir dalam al-Quran yang kemudian diikuti dengan menyebut: arak, berhala dan azlam.
Rasulullah s.a.w. pernah bersabda:
Maksudnya: bahwa semata-mata mengajak bermain judi sudah termasuk berdosa yang harus ditebus dengan sedekah. Di antaranya ialah permainan dadu yang apabila dibarengi dengan perjudian, maka hukumannya adalah haram, dengan kesepakatan para ulama.
Tetapi apabila tidak dibarengi dengan perjudian, maka sementara ulama ada yang memandang haram, dan sebagian lagi memandang makruh.
Alasan yang dipakai oleh yang mengharamkannya, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh Buraidah, bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda:
Dan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Musa dari Rasulullah s.a.w. bahwa ia berkata:
Dua hadis tersebut cukup jelas dan bersifat umum, berlaku untuk semua orang yang bermain dadu, apakah dibarengi dengan judi ataupun tidak.
Tetapi asy-Syaukani meriwayatkan, bahwa Ibnu Mughaffal dan al-Musayyib membolehkan bermain dadu tanpa judi. Sedang kedua hadis tersebut diperuntukkan buat orang yang bermain dadu sambil berjudi.
Di antara permainan yang sudah terkenal ialah catur.
Para ahli fiqih berbeda pendapat tentang memandang hukumnya, antara mubah, makruh dan haram.
Mereka yang mengharamkan beralasan dengan beberapa hadis Nabi s.a.w. Namun para pengkritik dan penyelidiknya menolak dan membatalkannya. Mereka menegaskan, bahwa permainan catur hanya mulai tumbuh di zaman sahabat. Oleh karena itu setiap hadis yang menerangkan tentang catur di zaman Nabi adalah hadis-hadis batil (dhaif).
Para sahabat sendiri berbeda dalam memandang masalah catur ini. Ibnu Umar menganggapnya sama dengan dadu. Sedang Ali memandangnya sama dengan judi. (Mungkin yang dimaksud, yaitu apabila dibarengi dengan judi). Sementara ada juga yang berpendapat makruh.
Dan di antara sahabat dan tabi'in ada juga yang menganggapnya mubah. Di antara mereka itu ialah: Ibnu Abbas, Abu Hurairah, Ibnu Sirin, Hisyam bin 'Urwah, Said bin Musayyib dan Said bin Jubair.
Inilah pendapat orang-orang kenamaan dan begitu jugalah pendapat saya. Sebab menurut hukum asal, sebagaimana telah kita ketahui, adalah mubah. Sedang dalam hal ini tidak ada satu nas tegas yang menerangkan tentang haramnya. Dan pada catur itu sendiri melebihi permainan dan hiburan biasa. Di dalamnya terdapat semacam olah raga otak dan mendidik berfikir. Oleh karena itu tidak dapat disamakan dengan dadu. Dan justru itu pula mereka mengatakan: yang menjadi ciri daripada dadu ialah untung-untungan (spekulasi), jadi sama dengan azlam. Sedang yang menjadi ciri dalam permainan catur ialah kecerdasan dan latihan, jadi sama dengan lomba memanah.
Namun tentang kebolehannya ini dipersyaratkan dengan tiga syarat:
Kalau ketiga syarat ini tidak dapat dipenuhinya, maka dapat dihukumi haram.